Minggu, 25 Januari 2015

Strategi Pengembangan Produk

BAB I Pendahuluan
1.1     Latar Belakang
Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut. Untuk alasan tersebutlah penulis membuat makalah dengan judul Pengembangan Produk.

1.2     Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan produk ?
2.      Sebutkan apa saja atribut – atribut produk ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan pengembangan produk ?
4.      Apa saja tujuan pengembangan produk ?
5.      Bagaimanakah tahap – tahap dalam pengembangan produk ?
6.      Bagaimana proses pengembangan produk ?
  
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Pengertian dari Produk
Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix, produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.
 Suatu produk tidak dapat dilepaskan dari pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Suatu produk juga tidak dapat dikatakan memiliki nilai jual jika produk tersebut tidak menarik bagi konsumen untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai produk tersebut, para ahli mempunyai gambaran tentang definisi produk itu.
Pengertian produk menurut Kotler (2002:3):
Produk memiliki pengertian yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki, digunakan, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta gagasan.
Sedangkan pengertian produk itu sendiri menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman  (2002:71) terbagi dalam beberapa pengertian, yaitu
Pengertian Produk adalah:
1.      Dalam pengertian sempitnya, produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan yang telah dikenal.
2.     Dalam pemgertian secara luas, produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
3.   Secara umumnya, produk itu diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Dari beberapa definisi tentang produk tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa produk  adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual, dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 
2.2     Atribut – atribut produk.
Menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002:72), produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok:
1.         Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.
2.         Barang tahan lama (Durable Goods)
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak kali pemakaian.
3.         Jasa (Service)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa klasifikasi produk terbagi menjadi tiga yaitu barang tidak tahan lama (Non Durable Goods), barang tahan lama (Durable Goods), dan jasa (Service).
 2.3     Pengertian dari Pengembangan Produk.
Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.
Pengertian pengembangan produk telah banyak dikemukakan para ahli, antara lain ;
1.     Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.
2.     Stanton (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu istilah yang terbatas mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa dan desain.
3.         Guiltinan (1991) mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru atau adanya persaingan dan perubahan teknologi. 
4.   Sigit (1992) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising adalah kegiatan-kegiatan manufacturer ( pembuat barang ) atau middlemen ( perantara ) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli.
5.    Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang.
6.   Dari berbagai pengertian pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan. 
2.4     Tujuan dari Pengembangan Produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan pengembangan produk adalah
1.         Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2.         Untuk menambah omzet penjualan
3.         Untuk memenangkan persaingan
4.         Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi
5.         Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
6.         Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan
7.         Untuk mencegah kebosanan konsumen
8.         Untuk menyederhanakan produk, pembungkus 
2.5     Tahap – Tahap Pengembangan Produk
Agar pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahap yaitu :
1           Idea Generation (Pemunculan Gagasan)
Tahapan ini merupakan pencarian peluang produk baru secara terus menerus dan sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan segara mengenai penciptaan produk. Metode untuk menciptakangagasan baru meliputi brain storming (sesi kelompok kecil untuk menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk yang sudahada, ataupun melalui survei konsumen. 
2           Idea Screening (Penyaringan Gagasan)
Setelah perusahaan mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan harus menyaringnya. Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan yang tidak menarik lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
3           Concept Development and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep)
Menguji konsep adalah menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba mengukur sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut. Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk berinteraksi terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang akan dikembangkan.
4.         Marketing Strategy Development (Pengembangan Strategi Pemasaran)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5.         Business Analysis (Analisis Bisnis)
Analisis Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis dari konsep pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek, seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.
6.         Product Development (Pengembangan Produk)
Pengembangan produk mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan sekaligus mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage testing. 
7.         Test Marketing (Pengujian Pasar)
Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing, dan usage testing. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas program pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale introduction. Melalui ujipemasaran ini, perusahaan dapat melakukan observasi perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga dapat melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution channelmembers.
8.         Commercialization (Komersialisasi)
Setelah pengujian selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar yang ditargetkan secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor, intensitas distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas promosi, strategi harga, dan reaksi persaingan. 
Selain hal – hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.
Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
·           Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu
·           Pasar yang terfragmentasi
·           Batasan sosial dan pemerintah
·           Biaya pengembangan
·           Kelangkaan modal
·           Waktu pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.
Hal yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu murah. Berikut ada dua cara bagaimana menentukan harga dari produk baru : 
Ø  Penentuan harga mengambil sebagian pasar
Strategi ini pernah diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer terbaru. Mereka meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per keping. Tentu saja harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas saja. Dengan harga yang tinggi, intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian pasar yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai mengalami penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang masuk dan penjualan mulai melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per keping. Sehingga chip tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran. Dengan cara itu, intel mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen pasar.
Ø  Penetapan Harga Penetrasi Pasar
Selain menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar. Sebagian perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya adalah agar perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak pembeli. 
2.6     Tahapan Srategi Daur Hidup Produk
Konsep daur hidup bisa dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk dan pasar. Manfaat sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi pengambilan keputusan. Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu memperjelas tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternative estrategi apa saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa lalu.

TAHAP PERKENALAN
Pada tahap ini pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan dimasyarakat konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan sama sekali. Untuk memperkenalkan suatu produk baru, memerlukan waktu yang sangat lama sekali untuk mengisi ke jalur distribusi dan mendorongnya pada berbagai pasar. Jumlah keuntungan yang diperoleh selama tahap ini sangat sedikit atau bahkan merugi yang diakibatkan oleh rendahnya hasil penjualan yang disertai dengan tingginyabiaya distribusi dan promosi. Untuk memperkenalkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor keperusahaan-perusahaan industry di wilayah Jawa Barat dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan harus berkesinambungan dilakukan ke berbagai daerah. 
Strategi Memposisikan Tawaran Produk Kita dalam Tahap Perkenalan
Dalam meluncurkan produk baru, manajer pemasaran bisa menetapkan setiap variable pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah, sepertidalam hal harga, promosi, distribusi dan mutu produk. Bila pertimbangan pokok hanya pada harga dan promosi, bisa dilakukan salah satu dari empat strategi :
Promosi
                                                Tinggi                                      Rendah
Tinggi Menyaring Cepat        Menyaring Lambat 
Harga              Rendah Penerobosan Cepat   Penerobosan Lambat

Karena fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) merupakanpelayanan public yang tidak mencari keuntungan secara financial tetapi untukmemenuhi kepentingan yang hendak dicapai pemerintah, maka dalam contohkasus berikut ini factor harga dikesampingkan, hanya mengutamakan factor promosi saja.
1           Strategi Menyaring Cepat
Dilakukan dengan menetapkan hargatinggi dan promosi gencar. Harga ditetapkan tinggi agar bisa diperoleh sebanyak mungkin laba kotor per unit. Promosi diselenggarakan besar-besaran untuk meyakinkan konsumen tentang nilai tinggi produk, walaupun dengan tingkat harga yang mahal. Promosi ini dimaksudkan untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar potensial belum menyadarikehadiran produk itu, pasar berminat membeli mampu membayar dengan harga berapapun dan perusahaan menghadapi pesaing potensial yang ingin membangun referensi atas mereknya. Contoh implementasi : Karena fasilitas KITE merupakan pelayanan public, maka hanya promosi yang gencar dan intensif dilakukan, antara lain dilakukan penyuluhan, sosialisasi, mendatangi perusahaan (jemput bola) untuk menyampaikan materi fasilitas KITE ini dan membuka layanan live/online 24 jam melalui website atau petugas jaga siaga/piket.
2           Strategi Menyaring Lambat
Dipilih dengan menetapkan harga mahal dan promosi yang rendah. Tujuan penetapan harga tinggi adalah agar bias dihasilkan setinggi mungkin laba kotor per unit, sedangkan rendahnya promosi dimaksudkan agar biaya pemasaran tidak terlalu besar. Kombinasi ini diharapkan bisa menjaring keuntungan yang besar. Strategi ini akan berhasil jika luas pasar terbatas, sebagian besar pasar menyadari kehadiran produk ini, pembeli mau membayar mahal dan persaingan potensial tidak tampak. Contoh implementasi : Promosi hanya dilakukan dengan mencetak brosur, pamphlet, sticker atau spanduk dengan menonjolkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan jika menggunakan fasilitas KITE ini.
3           Strategi Penerobosan Cepat
Dilakukan dengan penetapan harga rendah didukung promosi yang gencar. Dengan strategi ini diharapkan menghasilkan penetrasi pasar yang paling cepat dan menjangkau market share yang luas. Akan berhasil jika ukuran pasar sangat luas, pasar tidak menyadari kehadiran suatu produk, kebanyakan konsumen sangat peka terhadap harga, ada indikasi persaingan potensial yang hebat dan harga pokok produksi cenderung turun mengikuti peningkatan skala produksi dan bertambahnya pengalaman produksi yang diperoleh. Contoh implementasi : Penyuluhan, sosialisasi yang telah dilakukan tersebut lebih digiatkan lagidengan cara menambah tim penyuluh, dengan menambah jam kegiatan ataupun ekspansi ke daerah lain yang belum pernah diberikan penyuluhan sehingga para perusahaan akan semakin banyak yang mengetahui dan paham akan pentingnya manfaat fasilitas KITE ini.
4           Strategi Penerobosan Lambat
Dilakukan dengan penentuan harga danpromosi yang rendah. Harga rendah akan mempercepat diterimanya produk oleh konsumen dan rendahnya promosi dimaksudkan agar tercapai lebih banyak laba bersih bagi perusahaan. Biasanya permintaan sangat peka terhadap harga tetapi kurang peka akan promosi. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, pasat sangat menyadari kehadiran produk, pasar peka terhadap tingkat harga dan hanya sedikit persaingan potensial. Contoh implementasi : Brosur, pamphlet, spanduk yang telah dicetak disebar ke daerah-daerah lainyang belum mengetahui adanya fasilitas KITE

TAHAP PERTUMBUHAN
Pada tahap ini pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan tanda jelas berlangsungnya tahap pertumbuhan.Sebagian konsumen yang merupakan pelopor merasa puas dengan produk baru tersebut kemudian diikuti mayoritas konsumen. Biasanya akan memikat pesaing baru untuk ikut terjun ke pasar dengan mengenalkan ciri-ciri 10 produknya dan berakibat lanjut dengan meluasnya pasar. Bertambahnya pesaing akan mendorong meluasnya saluran distribusi, hal ini harus diikutipula dengan mebanjirnya produk untuk mengisi saluran distribusi tadi.Pada tahap ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan industry yang sebelumnya perusahaan biasa segera mendaftarkan diri beralih menjadi pengguna fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Strategi pemasaran dalam memposisikan tawran kita dalam tahap iniadalah untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selamamungkin, dengan cara :
1           Meningkatkan mutu produk dan penambahan ciri serta model produk. Contoh implementasi : Meningkatkan waktu pelayanan pengurusan NIPER
2           Memasuki segmen pasar yang baru. Contoh implementasi : Menawarkan fasilitas KITE ini kepada perusahaan-perusahaan milik pemerintah (BUMN).
3           Memanfaatkan saluran distribusi yang baru. Contoh implementasi : Jika selama ini pengenalan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) hanya melalui sosialisai/penyuluhan, maka bisa mencoba menggunakan cara baru yaitu dengan bakti social atau dibarengi dengan konser musik.
4           Menggeser paradigma konsumen dari membujuk minat ke paradigm keyakinan atas produk sehingga mau membeli atau memanfaatkan produk. Contoh implementasi : Meyakinkan kepada perusahaan-perusahaan yang telah memanfaatkanfasilitas KITE dengan membandingkan perkembangan perusahaan sebelum dengan sesudah menggunakan fasilitas KITE.
5           Penurunan harga pada saat yang tepat untuk menarik golongan konsumen lain yang peka terhadap harga. Contoh implementasi : Dengan adanya pembebasan pungutan negara maka biaya untuk pos tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain misalnya pengembangan produk lain ataupun riset. Hasil dari pemanfaatan fasilitas juga telah dirasakan perusahaan sehingga secara perlahan akan memberikan rekomendasi penggunaan fasilitas KITE ini kepada rekan bisnisnya.

TAHAP KEDEWASAAN
Tahap dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau menurun biasanya disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan persaingan yang ketat. Ada tiga taraf dalam tahap kedewasaan ini.
Pada taraf pertama, kedewasaanpertumbuhan (growth maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai berkurang karena tidak ada lagi saluran distribusi yang baru yang bias ditambah.
Dalam taraf kedua, kedewasaan mantap/stabil (stable maturity), penjualan perkapita menjadi datar karena jenuhnya pasar. 
Pada taraf ketiga, kedewasaan mengusang (decaying maturity), nilai penjualan mutlak mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk pengganti.Menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihankapasitas dalam industry. Hal ini selanjutnya menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat dan intensif. Para pesaing lebih sering menurunkan harga atau obral, mereka tingkatkan periklanan dan berbagai cara untuk mengikat calon konsumen dan penyalur. Beberapa pesaing yang lemah mulai mengundurkan diri dan akhirnya secara berangsur-angsur industry hanya akan terdiri dari perusahaan-perusahaan yang mapan. Pada tahap ini, sudah sangat sedikit perusahaan yang mendaftar sebagai pengguna fasilitas KITE, karena sudah seluruh atau sebagain besar perusahaan di wilayah itu telah menggunakan fasilitas KITE. Kalaupun ada pendaftar baru, biasanya adalah anak perusahaan atau perusahaan dalam group yang telah menggunakan fasilitas KITE sebelumnya. Perusahaan-perusahaan telah merasakan manfaat dari fasilitas KITE yang diterimanya, sehingga tidak dimungkinkan pengembangan pengguna baru.
Strategi Memposisikan Tawaran dalam Tahap Kedewasaan :
1           Memodifikasi pasar dengan cara meningkatkan jumlah pemakai produk dan tingkat penggunaan per pemakai dengan cara mengubah bukan pemakai menjadi pemakai produk. Contoh dari perusahaan biasa dirubah menjadi perusahaan pengguna fasilitas KITE.
2           Memasuki segmen pasar baru. Contoh jika tadinya hanya untuk perusahaan swasta, fasilitas KITE juga ditawarkan ke perusahaan milik pemerintah/BUMN
3           Memodifikasi produk dengan cara melansir kembali prduk, memperbaiki mutu, memperbaiki ciri-ciri khas dan perbaikan gaya. Contohnya dengan pelayanan lebih cepat, kenyamanan dan keamanan ditingkatkan, diciptakan regulasi-regulasi baru yang lebih simple.
4           Memodifikasi factor pendukung pemasaran meliputi harga melaluidiskon, menjamah distribusi yang baru, periklanan, promosi penjualan,penjualan perorangan dan pelayanan. Contohnya dengan layananan pengaduan online atau pelayanan 24 jam untuk kegiatan ekspor.

TAHAP KEMUNDURAN
Dalam tahap ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya keuntungan. Beberapa factor yang menyebabkan penurunan penjualan diantaranya perkembangan teknologi, perubahan selera konsumenatau meningkatnya persaingan. Banyak perusahaan pengguna fasilitas KITE yang telah beralih menggunakan bentuk fasilitas lain yang lebih menguntungkan yaitu fasilitas Kawasan Berikat (KB) karena fasilitas Kawasan Berikat (KB) ini memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih dibidang waktu dan biaya. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut ataupun diblokir fasilitasnya karena melakukan pelanggaran juga menjadi factor menyusutnya jumlah pengguna fasilitas KITE secara kuantitif.
Strategi pemasaran dalam memposisikan tawaran produk kita dalam tahap ini adalah :
1           Mengidentifikasi produk yang lemah. Bagian pembukuan dan pengolahan data menyiapkan data produk yang menunjukkan kecenderungan yang berkaitan dengan luas pasar, bagian pasar, harga jual, biaya dan keuntungan ; Menganalisa data tersebut untuk menetapkan produk-produk manayang meragukan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Hasil analisa ini dilaporkan kepada manajer penanggung jawab dan manajer ini harus memberikan penilaian dan pendapatnya. Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah tetap membiarkan, memperbaiki atau menghapus produk dari pasaran.
2           Menetapkan strategi pemasaran. Banyak perusahaan yang meninggalkan pasar yang sedang surut lebih awal dan sebagian lagi masih bertahan. Keadaan ini malah menguntungkan terhadap perusahaan yang masih bertahan karena minimnya produk saingan.
3           Keputusan menghentikan produk jika setelah di evaluasi berulang-ulang produk hanya akan merugikan perusahaan. Contoh implementasi : Tim pengkaji dari Kantor Pusat melakukan evaluasi berkala terhadap hasil pelaksanaan pemberian fasilitas KITE dengan mempertimbangkan berbagai indicator misalnya volume impor, volume ekspor, tumbuhnya industry-industri baru, terserapnya tenaga kerja ataupun kuantity devisa penerimaan Negara yang telah dicapai. Jika target-target tersebut dapat dicapai, maka fasilitas KITE ini masih bisa diteruskan lagi. Sebaliknya jika manfaat dari fasilitas KITE ini sudah tidak optimal dan tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman, maka fasilitas KITE ini dapat dihapuskan untuk dikaji ulang bentuk fasilitas baru yang lebih cocok untuk diterapkan. Setelah produk mengalami kemunduran, sama halnya fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sudah banyak ditinggalkan perusahan-perusahaan industry, maka sebaiknya fasiltas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ini ditinjau ulang untuk ditemukan formula pemberian fasilitas lain yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Setelah terbentuk fasilitas baru, maka akan dimulai lagi proses daur hidup produk dari awal lagi yaitu dari sejak pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan hingga akhirnya kemunduran lagi. Begitu seterusnya berulang sambil dipelajari strategi-strategi pemasaran yang semakin cemerlang. Sebagai inti dari pembahasan tentang Daur Hidup Produk secara umum dapat digambarkan kedalam tabel berikut yang menggambarkan karakteristik, tujuan pemasaran dan strategi pemasaran setiap tahap dalamdaur hidup produk .

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengembangan produk adalah suatu kegiatan perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah – ubah. Perusahaan harus memadukan keputusan – keputusan pemasarannya dengan fungsi pemasaran yang lain diantaranya pengembangan produk baru. Biasanya bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas – tugas pada bagian dalam perusahaan secara informal. Hal ini menyebabkan semakin pentingnya strategi pengembangan produk bagi pemasaran suatu perusahaan

Saran
Tentunya semua produk akan menjalani siklus daur produk. Pengembangan produk sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan oleh setiap perusahaan pada produk – produknya. Untuk menghindari kejenuhan konsumen kepada produknya, sehingga produk tersebut tidak mengalami tahap decline, yang akan berakibat pada kelangsungan hidup suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip., Keller, Kavin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Ed. Ke-13 Jilid 1.
       Jakarta: Erlangga.


Selasa, 20 Januari 2015

Makalah SIM

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat.
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif, menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.

B.     Rumusan Masalah
Definisi Sistem Informasi Manajemen ?
Pengertian Perencanaan Sistem Informasi ?
Pengertian Pengendalian Sistem Informasi ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah  data base.
Ø  Kegunaan Sistem Informasi Manajemen
Upaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan  informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan untuk masing - masing tingkat manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan rutin maupun keputusan yang strategis.

Beberapa kegunaan dan fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut :
1       Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis
2       Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
3       Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi
4       Mengantisipasi dan memahami konsekuensi - konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru
5       Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
6       Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia
7       Tujuan Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana suatu organisasi mampu mencapai tujuannya. Aktifitas perencanaan strategis tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus penganggaran. Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti pengendalian manajemen dan pengendalian operasional, namun demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya :
1       Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional
2       Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau dan diproyeksikan ke masa mendatang
3       Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam data base computer
4       Sistem Informasi Manajemen berdasarkan fungsi organisasi sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing - masing subsistem membutuhkan aplikasi - aplikasi untuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing - masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

B.     Perencanaan Sistem Informasi
Perencanaan Sistem Informasi adalah bagaimana merencanakan penerapan pengetahuan tentang sistem informasi pada organisasi. Suatu organisasi dengan perencanaan yang matang menghasilkan sistem informasi yang handal dan sesuai dengan yang telah direncanakan. Suatu organisasi yang maju dan modern, tentunya selalu merencanakan sistemnya secara modern dan dengan teknologi yang modern juga.
Untuk mencapai suatu sistem yang baik tentunya harus melewati tahapan berikut :
Tahap 1 : Idea
       Ide adalah hal terpenting dalam berorganisasi, dengan banyaknya ide yang membangun maka organisasi akan semakin dapat maju dan bersaing. Bayangkan bila tidak ada ide sama sekali maka suatu organisasi tidak akan bisa bertahan hidup dari persaingan usaha yang semakin banyak dan beragam. Tetapi bila ide yang dicetuskan tidak bersifat membangun dan menopang kehidupan usaha organisasi, maka pasti perusahaan tidak bisa bertahan lama. Apalagi pesaing - pesaing mempunyai ide dan inovasi terhadap produknya, maka pengguna produk akan banyak beralih ke produk-produk lain tersebut.
Tahap 2 : Perencanaan
       Perencanaan sistem informasi yang baik akan menghasilkan suatu fondasi yang kokoh untuk seterusnya dirancang sistem informasi yang handal dan sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan sistem berusaha untuk menerapkan suatu teknik atau cara dalam membangun sistem yang tentunya sesuai dengan harapan semua pihak yang berkepentingan.
Tahap 3 : Perancangan (Design)
       Merancang / mendesain pemecahan masalah dengan ditopang oleh ide-ide yang bersifat membangun. Merancang suatu sistem infromasi memerlukan kemampuan dan pengalaman perancangan yang tinggi karena merancang berarti membuat pondasi dan kerangka sistem informasi yang mestinya harus kokoh dan kuat. Kekokohan rancangan yang dibangun juga harus benar - benar teruji. Pengujian rancangan dilakukan untuk menghindari terjadinya kegagalan sistem atau kerusakan sistem yang berakibat pada terganggunya proses pengolahan data menjadi produk informasi yang baik.
Tahap 4 : Aplikasi Sistem
       Perancangan yang sudah selesai tentunya harus diaplikasi ke sistem nyata dari organisasi, dalam arti dijalankan untuk mendukung kegiatan usaha organisasi.
Tahap 5 : Pengawasan / Pengontrolan
       Sistem yang sudah diaplikasikan perlu dikontrol secara terus menerus untuk mengetahui apakah sistem informasi sudah berjalan secara baik atau perlu adanya penambahan atahu pengurangan. Kontrol sistem mutlak diperlukan bagi setiap organisasi yang menjalankan usahanya.
Contoh : Pengelolaan institusi pendidikan negeri maupun swasta tentu ada komponen pengawas, bila di institusi negeri yang menjadi pengawas adalah BPK (Badan Pengawas Keuangan) dan BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan), Pengelolaan perusahaan bus umum tentu ada bagian pengontrol penumpang dan pengontrol crew bus. Tanpa adanya kontrol yang baik suatu organisasi akan berjalan timpang. Akibat tidak adanya kontrol terhadap organisasi, maka pengambilan keputusan tidak akan bisa, bahkan sulit menentukan kebijakan yang akan diambil untuk perbaikan atau kelangsungan usaha organisasi yang dikelola.
Tahap 6 : Penilaian / Evaluasi
       Penilaian / evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak dalam usaha yang dijalankan organisasi. Penilaian / evaluasi biasanya dilakukan oleh pengambil keputusan di akhir periode kegiatan. Bila ternyata ada kendala maka perlu adanya perbaikan yang sesegera mungkin supaya tidak menyebabkan kerugian terhadap kelangsungan organisasi.
Tahap 7 : Maintenance / Tindak lanjut
Maintenance adalah perbaikan yang dilakukan secara rutin terhadap usaha yang dijalankan organisasi. Maintenance dilakukan atas dasar evaluasi yang telah ditetapkan pemecahannya dan usaha perlu diperbaiki untuk meningkatkan kinerja dan juga untuk memperbaiki kondisi usaha bila dalam perjalanan usahanya mengalami kerugian. Semua organisasi memerlukan maintenance di segala bidang karena maintenance untuk menstabilkan jalannya usaha. Bayangkan suatu organisasi tanpa adanya maintenance maka umur usahanya tentu tidak bisa diperkirakan bahkan akan terjadi kerusakan sebelum masanya.
Contoh : Mobil, bila mobil dipakai terus tanpa ada maintenance niscaya lebih cepat rusak dan mestinya bisa dipakai selama 5 tahun, karena tidak dimaintenance belum sampai 5 tahun sudah masuk garasi. Komputer, komputer juga perlu dimaintenance. Kebanyakan suatu lembaga pendidikan meremehkan maintenance bulanan, padahal maintenance perangkat komputer sangat diperlukan sekali, sayang anggaran maintenance jarang sekali diberikan, bahkan terkadang biaya maintenance diabaikan, akibatnya bila mana dalam suatu laboratorium 40 unit perangkat komputer yang beroperasi, terjadi kerusakan dan tidak pernah ada maintenance bisa - bisa tinggal 2 atau 3 unit saja yang dapat beroperasi. Hal ini menandakan kalau manajemen laboratorium sangat parah dan perlu diamputasi.

C.     Pengendalian Sistem Informasi
Pengendalian Sistem Informasi merupakan proses pengamatan setiap tahap dalam pengelolaan informasi. Pengelola sistem informasi juga berperan sebagai penegendali kelancaran serangkaian proses sistem informasi dalam menghasilkan suatu produk informasi yang menjadi andalan dari organisasi yang dikelola. Pengendalian sistem informasi menjadi hal yang tidak terpisahkan terhadap pengelolaan sistem informasi. Pengelola sistem informasi harus mempunyai jiwa pengelola yang handal dan terampil dalam mengendalikan sistem informasi. Kemampuan yang mutlak mesti dimiliki pengelola sistem informasi yaitu kemampuan :
1.      Mengendalikan Rencana Sistem Informasi
Kemampuan dalam mengendalikan rencana sistem yang disusun menurut skala prioritas kebutuhan organisasi
2.      Mengendalikan Pelaksana Sistem Informasi
Kemampuan dalam mengendalikan pelaksana sebagai motor penggerak sistem informasi. Pelaksana harus terkendali secara baik karena kalau pelaksana sistem mampu dikendalikan maka sistem informasi akan berjalan secara benar. Bila sistem informasi tidak berjalan secara benar maka akan memudahkan terjadinya permasalahan baru dan juga permasalahan yang mungkin bisa merugikan organisasi.
3.      Mengendalikan Proses Sistem Informasi
Kemampuan dalam melaksanakan proses sistem informasi yang akan terus berjalan karena terus - menerus dikendalikan oleh pengelola. Pengendalian proses bertujuan untuk menjaga kualitas produk yang diproses. Produk yang baik pasti dibawah pengendalian sistem yang ketat dan teliti. Produk yang tidak baik biasanya tidak dalam kendali sistem yang ketat.
4.      Konsolidasi Dan Koordinasi
Dalam mengendalikan sistem informasi maka perlu adanya pembinaan dan pembelajaran terhadap pelaku sistem informasi. Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a.      Pelatihan
Pelatihan dan pendidikan diperlukan untuk tenaga pelaksana untuk mengasah kemampuan dalam melaksanakan sistem informasi, supaya setiap ada perubahan tenaga pelaksana akan dengan segera melakukan perbaikan – perbaikan, karena pelaksana sistem sudah terlatih dalam menghadapai berbagai permasalahan yang ada.
b.      Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mengkaji masalah - masalah yang muncul dalam pelaksanan sistem informasi.
c.      Bimbingan teknis
Bimbingan teknis diberikan kepada pelaksana teknis dalam meningkatkan kemampuan dalam menjalankan sistem informasi.
d.      Kerjasama
Kerjasama digalakkan dalam berbagai pelaksanaan sistem informasi, baik dari dalam organisasi maupun dari luar ogranisasi.



BAB III
KESIMPULAN

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya pada intuisi dan dugaan.
Pengendalian Sistem Informasi adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi. Sistem Pengendalian Sistem Informasi merupakan perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi secara terus menerus. Sistem pengendalian Sistem Informasi dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan asumsi - asumsi tertentu. Masing - masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin kompleks. Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan - keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian informasi manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.



DAFTAR PUSTAKA

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.



Buat Email | Copyright of Selamat Datang.